G
N
I
D
A
O
L

Rektor UIN Bandung Kukuhkan 1.303 Guru Profesional

Bandung – LPTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung melaksanakan Pengukuhan Guru Profesional bagi para mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Kelulusan UKMPPG Periode 3 Tahun 2024. Pengukuhan ini berlangsung di Aula Gedung PPG Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada hari/tangga;l: Minggu, 29 Desember 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara Hybrid, sebab pada kelulusan UKMPPG periode 3 tahun 2024 ini, LPTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung sudah meluluskan sebanyak sebanyak 1.303 orang.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, H. Fakry Hamdani, M.Hum., M.Res., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa PPG Batch 1 Tahun 2024 tercatat sebanyak 1.273 peserta yang berasal dari 2 Provinsi dan 12 Kabupaten/Kota. Pada kelulusan UKMPPG Periode 3 Tahun 2024 ini, yang mendaftar adalah sebanyak 1.307 mahasiswa dan yang lulus sebanyak 1.303 lulusan. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Direktur Direktorat PAI Kementerian Agama RI, Kabid PAI Kanwil Jawa Barat, Kadis Kota Bandung, Kadis Kota Cimahi, Kadis Kab. Bogor, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Para Wakil Rektor, Para Kepala Biro, Kepala Kantor BJBS Cabang Rancaekek, Para Dekan dan Direktur, Para Ketua Lembaga, Kepala Pusat di Lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Ortaker di lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Mahasiswa yang menghadiri kegiatan ini secara offline sebanyak 233 orang, dan sebanyak 1.070 menghadiri secara online melalui zoom atau YouTube. Pelaksanaan PPG dan UKMPPG dapat terlaksana dengan baik karena kerja sama yang seimbang dan harmonis antara panitia nasional, rektorat, dekanat, dosen, tim pengelola, mahasiswa, Kantor Kementerian Agama di tingkat Kota/Kabupaten dan Provinsi, Dinas Pendidikan, mahasiswa, dengan seluruh lembaga terkait. LPTK UIN Bandung juga ikut berkontribusi dalam peningkatan kelulusan secara nasional melalui mengirimkan dosen terbaik ke berbagai LPTK untuk menginduksi mahasiswa sebelum pelaksanaan Ujian Pengetahuan. Penyelenggaraan PPG ini adalah kegiatan strategis untuk meningkatkan pendidikan anak bangsa.

Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag. yang mengukuhkan guru profesional juga memberikan penghargaan secara simbolis kepada perwakilan guru laki-laki, Usep Saepudin, Gr. (Kab. Garut), dan perwakilan guru perempuan, Nina Nurlaela, Gr. (Kab. Bogor). Selain kepada perwakilan mahasiswa, rektor juga memberikan penghargaan kepada ⁠Peserta dengan usia paling senior, yaitu Rukanta, Gr. (57 tahun) dari Kab. Sumedang, peserta dengan Usia Termuda yaitu Nadzira Nurzakiyah, Gr. (24 tahun) dari Kab. Bandung, peserta dengan masa kerja terlama, yaitu Junaedi (28 Tahun 11 Bulan) dari Kab. Garut, ⁠Peserta inspiratif & teristimewa: Bapak Kiki Nugraha, Gr. (Kab. Garut) dan ⁠Teti Sumiati, Gr. (Kab. Bandung).

Setelah memberikan penghargaan rektor memberikan sambutan. Dalam sambutannya, rektor menyampaikan rasa syukurnya atas berbagai capaian. “Kita bersyukur atas capaian LPTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan lulus terbanyak, menerima mahasiswa terbanyak, bahkan tidak cukup menampung semua yang berminat ke PPG di UIN Bandung.” Kepada para Guru Profesional yang telah dikukuhkan, rektor juga menyampaikan amanatnya saat menjalankan tugas. “Semua dinamika sudah dilalui, baik yang senang atau yang penuh perjuangan, itu adalah bukti keseriusan bapak ibu guru dalam mengikuti ppg. Guru adalah tujuan mulia, bukan tentang seberapa besar yang didapat, tapi seberapa besar yang telah diberikan untuk negeri. Saat menjalankan tugas, gunakan akhlak karimah, dan laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan.”

Turut hadir juga Direktur Direktorat PAI Kementerian Agama RI, Dr. M. Munir, S.Ag., M.A. Dalam sambutannya beliau memberi selamat kepada seluruh peserta yang telah lulus menjadi Guru Profesional. “Selamat kepada para guru yang sudah dikukuhkan menjadi guru profesional. Terima kasih kepada Bapak Sekretaris Jenderal dan Bapak Direktur Jenderal Pendidikan Islam yang menetapkan kebijakan PPG Daring, karena jika PPG dilaksanakan secarfa luring, membutuhkan biaya tambahan yang besar untuk tempat tinggal dan lainnya, dan yang lebih penting adalah, siapa yang akan mengajar peserta didik di sekolah”. Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada LPTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung, karena telah mengelola PPG dengan sepenuh hati. Direktur PAI juga meminta agar para guru tidak lupa bersyukur atas capaian yang sudah didapatkan. “Bersykurlah bapak ibu, telah lulus PPG, karena masih ada 240ribuan guru PAI yang belum PPG, jika menunggu dengan anggaran APBN, maka masa tunggunya sekitar 24,8 tahun bagi guru PAI, dan 40 tahun bagi guru madrasah”. Amanatnya, “jadikan kelulusan PPG ini sebagai starting point untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi. Tidak boleh ada guru PAI yang intoleran.” Salah satu program yang sangat penting yang akan dijalankan pada 2025 adalah program penuntasan baca Al-Qur’an bagi siswa muslim di Indonesia. Guru PAI aka nada uji kompetensi baca Al-Qur’an dalam rangka memastikan seluruh siswa muslim bisa membaca Al-Qur’an melalui jam Pelajaran di kelas.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., memperkuat moment pengukuhan dengan menyampaikan arahannya. “Selamat kepada para guru yang telah lulus, bersyukurlah dengan cara berkhidmad dengan lebih kuat pada orang-orang yang perlu kita layani. Menjadi guru bukan hanya amanat konstitusi, tapi adalah perintah keagamaan. Guru harus mampu menerangi kegelapan. Dalam menjalankan peran guru perlu berlandaskan pada Iman, Islam, dan Ihsan. Beliau menegaskan pada sisi ihsan, ketika melihat sesuatu seperti melihat tuhan, jika tidak mampu, yakinlah bahwa tuhan melihat kita. Yakinlah bahwa yang kita kerjakan semuanya tidak luput dari pandangan Allah”. Menurutnya, IHSAN ini dapat diartikan menjadi sebuah akronim. “I-Integritas, seorang guru harus memiliki integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. H-Humanis, pastikan tidak boleh berkata kotor dalam menjalankan tugas, perlakukan peserta didik seperti anak sendiri. S-Spiritual, bukan hanya menyampaikan pengetahuan, tapi menyampaikan nilai-nilai, bukan sekedar urusan dunia, tapi untuk urusan akhirat, dan pastikan apa yang kita kerjakan kita niatkan untuk Allah. A-Adaptasi, saat ini guru dalam memenuhi ruang ruang kehidupan, perlu adaptasi terhadap hal baru terutama perubahan-perubahan yang telah terjadi. Orang yang terpelajar adalah pemilik masa lalu, orang yang terus belajar adalah pemilik masa depan. N-Nasionalisme, gagal pendidikan kita jika tidak bisa membentuk peserta didik yang mempertahankan NKRI.”